Langsung ke konten utama

Postingan

Arsitektur Nusantara; Sebuah Pembelajaran tentang Arsitektur Sasak

Semburat keindahan Arsitektur Sasak memancar tatkala adat dan kecerdasan penghuninya terpahami dengan baik. Bentuk dan wujud arsitektur rumah tinggal mereka yang sama serupa bukanlah tanda kekurangpiawaian para undagi -nya dalam menyampaikan pesan dan makna akan kekayaan Arsitektur Sasak. Di Bumi Lombok masa lalu, konsep keserupaan dan pengulangan bentuk adalah sebuah keniscayaan yang menggambarkan kohesivitas warganya khususnya dalam [1] cara memandang reliji, [2] cara mereka menghadapi alam dan [3] antisipasi perubahan dan modernitas yang sangat gencar terjadi di disepanjang sejarahnya.  # Sejarah mencatat betapa beragam lapis budaya yang datang kemudian turut serta membentuk Lombok yang lebih baru. Tak kurang suku Bugis, Jawa dan Bali memberi kontribusi yang mendorong modernitas dan budaya Sasak. Selebihnya adalah pergumulan dalam mengintegrasikan agama pendatang dengan agama setempat. Perkembangan Hindu Bali, Islam yang datang setelah Budha berkelindan dengan ag
Postingan terbaru

ETIKA & ESTETIKA

Tulisan ini merupakan permenungan tentang bagaimana berarsitektur dengan bijak. Ada kewenangan dan kebebasan merancang yang melekat menjadi hak para arsitek, tetapi ada juga keterbatasan yang sebaiknya dituruti agar kita semakin peduli. Empati terhadap alam dan lingkungan, menggeluti teknologi dengan baik, dan menghargai gagasan klien seraya mewujudkannya dalam rancangan yang menyenangkan. Akan tetapi yang paling penting adalah   memberikan kepuasan kepada kita sendiri bahwa kita telah melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi sesama.

TAMPILAN ARSITEKTUR

Catatan: Tampilan Arsitektur , adalah buah pikir Prof. Josef Priyotomo. Tulisan ini saya peroleh dari rekan Dr. M Muqoffa, UNS Surakarta. Saya merasa senang dengan tulisan ini sehingga merasa untuk berbagi dengan para sahabat sekalian. Selamat menikmati .     oleh: josef priyotomo Tampilan: apa dan siapa dia? Tergantung pada sisi tinjau manakah penjawab pertanyaan itu, di situ pulalah kebenaran dan kesalahan, persetujuan dan penolakan atas jawabannya diletakkan. Bagi pihak yang masih menempatkan ruang sebagai panglima dalam arsitektur, misalnya, maka tampilan bukanlah sebuah ihwal yang perlu perhatian yang setara dan sepadan dengan perhatian terhadap ruang arsitektur. Mereka yang mengikuti dogma ‘form follows function’ mengatakan bahwa bentuk muncul sebagai akibat dari pananganan atas ruang dan fungsi. Dalam lingkungan penganut pandangan itu, bahkan tidak jarang ada kesan bahwa bentuk itu disinonimkan dengan ruang. Lihat saja Glass House dari Philip Johnson atau Tugendhat House dari

SENJAKALA KOTAGEDE II

Pesona Kota Tua Tersebutlah setelah kemenangan Ki Gede Pemanahan atas Arya Penangsang yang berseteru dengan Raja Pajang menjadi awal berdirinya Kerajaan Islam Mataram. Atas peran Ki Gede Pemanahan membantu Pajang, Raja Pajang menghadiahinya sebuah hutan bernama Alas Mentaok. Ki Ageng Pemanahan lalu mendirikan Kerajaan Islam Mataram Kuno pada tahun 1575 dengan rakyatnya yang disebut Mentawisan. Sentra Kerajinan Perak Kotagede merupakan sentra kerajinan perak di Yogyakarta. Kotagede tidak cukup disebut sebagai Kota Perak, tetapi Kota Tua ( The Old Capital City ). Memasuki Kotagede dari arah Utara (melalui Gedong Kuning), jalan kecil diapit bangunan klasik berjejer di kedua ruas jalan, menjadi pembuka eksotis bagi wisatawan setelah melewati gapura. Kerajinan perak dijual di bagian depan rumah penduduk sekaligus galeri (bangunan lama berbentuk limasan atau Joglo yang biasanya untuk menerima tamu) dengan jenis dan harga yang beraneka ragam. Kerajinan perak sendiri merupakan