Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2011

Yang Asing Yang Menawan

Mengangkat peran dan kesan sebuah budaya fisik dalam hal ini arsitektur, tak terlepas dari berbagai upaya seperti menggabung dan mensenyawakan satu entitas dengan entitas lain yang berada di luar dirinya sendiri. Penyilangan kultur diperlukan untuk menambah keragaman bentuk dan ornamensi, serta fungsi baru yang selama ini tidak terwadahi dalam arsitektur kita. Selain itu silang budaya akan membuka peluang untuk perbaruan-perbaruan citraannya. Jogja sebagai miniatur Indonesia dengan sangat baik menggambarkan suasana itu, mulai dari masakan yang dijajakan, dialek bicara orang luar Jogja yang baru tinggal beberapa tahun saja, dan tentulah arsitekturnya. Berbagai etnik saling bertemu dan tukar menukar renik-renik budaya masing-masing. Dari Tugu pal putih sampai kraton cukuplah untuk menceritakan hal-hal itu. Arsitektur Pura mangkunagaran di Surakarta dan Arsitektur Kalang di Kotagede Yogyakarta menjadi sampel baik bagi sinkretisasi dengan modernitas y

Arsitektur Indis Merebak Lagi

Perjalanan sejarah membawa Jogja menjadi ajang perpaduan berbagai budaya arsitektur. Arsitektur Jawa yang istimewa karena konstruksi kayunya, arsitektur China yang memperkaya arsitektur Jogja dengan konstruksi dan gaya bangunan bermaterial batu bata yang tebal dan masiv. Serta arsitektur Eropa, landa , yang kokoh-kaku, tinggi besar, serta elegan dengan gaya priyayi moderen. Memaknai arsitektur Jogja dalam pengertian kata kerja, verba , menunjukkan sebuah perjalanan panjang orang Jogja dalam melangsungkan proses kebudayaannya. Sebuah perubahan secara terus-menerus pada hal-hal yang amat lahiriah hingga yang bersifat ruhiah dilaluinya dengan toleransi yang tinggi. Budaya orang Jogja sangat menentukan pengertian arsitekturnya yang berkembang dari bentukan lama dan usang, tertransformasikan menjadi yang lebih baru, bahkan secara tak terprediksikan sebelumnya. Arsitekturpun berkembang sesuai masyarakatnya. Memandang arsitektur di Jogja bisa jadi dari bentu