Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

Pedestrian Ngarsapura

Ngarsapura adalah sebuah karang di depan alun-alun Pura Mangkunagaran, Surakarta. Karang atau halaman di luar tembok kraton Mangkunagaran yang menjadi tempat tinggal para tuan, bendoro, dalam kalangan kerabat Mangkunagaran. Di tengahnya membelah sepenggal jalan yang menjadi gerbang utama Pura, lurus menuju Selatan. Jalan itu menjadi sumbu imajiner rumah pangeran yang berorientasi ke Utara-Selatan sebagaimana lazimnya tipe ideal arsitektur Jawa. Jika kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menghadap ke arah Utara, maka Pura Mangkunagaran sebagai rumah seorang adipati menghadap ke Selatan.  Pura Mangkunagaran terletak disebelah Barat kraton Surakarta. Akibat pertumbuhan Kota Surakarta, sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, menjadikan Kawasan Ngarsapura kini berada di titik tengah Kota Surakarta. Dengan demikian Mangkunagaran memiliki peran dan fungsi penting bagi Kota Surakarta. Maka besarnya kontribusi Kawasan Ngarsapura terhadap perkembangan Kota Surakarta selanjutkan

Arsitektur Post Auratik

Seolah sudah menjadi kodratnya, arsitektur merupakan salah satu seni yang mudah dijadikan alat politik, dikooptasi penguasa, untuk melanggengkan kemauannya sendiri. Nilai dari ’guna’ pada sebuah karya seni arsitektur bilamana diharapkan untuk memuliakan manusia, bonum , verum , dan pulchrum , yang berarti kebaikan, kebenaran dan keindahan, sebagaimana resep Thomas Aquinas untuk memakmurkan ladang kehidupan ini, dengan mudahnya dimaknai menjadi ’alat tukar’ semata, ya politis maupun kekuasaan. Repotnya kasus-kasus belakangan ini justru yang mengemuka, hingga tercium masyarakat luas, adalah munculnya aroma komisi uang. Bahkan jauh lebih parah lagi karena makna dari sebuah karya arsitektur, apakah itu hanya ruangan kecil, bangunan, hingga kawasan kota sebagai tempat kegiatan bersosialisasi lainnya, direduksi hingga tumpat pedat. Yang muncul kemudian adalah rancangan sebongkah bangunan nyinyir yang menandai ketidakacuhan terhadap realitas masyarakatnya, sebagaimana ditunjukkan oleh